akuntansi mental

akuntansi mental

Baik dalam keuangan perilaku dan keuangan bisnis, memahami konsep akuntansi mental sangat penting untuk membuat keputusan keuangan. Akuntansi mental mengacu pada kecenderungan individu untuk mengkategorikan uang dan aset mereka ke dalam akun mental terpisah berdasarkan berbagai faktor seperti sumber pendapatan, tujuan penggunaan uang, atau keterikatan emosional terhadap dana tertentu.

Apa itu Akuntansi Mental?

Akuntansi mental adalah sebuah konsep yang termasuk dalam bidang keuangan perilaku, yang mengkaji bagaimana faktor psikologis mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Individu sering mengalokasikan uang ke rekening mental yang berbeda berdasarkan berbagai kriteria, seperti tingkat risiko yang dirasakan terkait dengan dana tersebut, jangka waktu penggunaan uang tersebut, atau signifikansi emosional dari dana tersebut. Pengkategorian uang ke dalam rekening mental dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku dan pilihan keuangan.

Implikasi Akuntansi Mental dalam Behavioral Finance

Di bidang keuangan perilaku, akuntansi mental memiliki beberapa implikasi penting. Salah satu dampak utamanya adalah fenomena framing effect (efek pembingkaian), yang mana individu membuat keputusan keuangan berdasarkan bagaimana pilihan disajikan kepada mereka. Misalnya, masyarakat mungkin lebih bersedia membelanjakan uang dari bonus atau rejeki nomplok (dianggap sebagai uang 'ekstra' dalam rekening mental terpisah) dibandingkan dimasukkan ke dalam pendapatan rutin mereka, karena perbedaan persepsi dalam sumber dan tujuan dana tersebut. .

Akuntansi mental juga dapat menyebabkan keputusan keuangan suboptimal dalam bentuk keengganan untuk rugi, dimana individu lebih enggan kehilangan uang dari rekening mental tertentu dibandingkan yang lain. Hal ini dapat mengakibatkan keengganan untuk menjual aset yang dianggap berasal dari rekening mental yang 'aman', meskipun hal tersebut mungkin bijaksana secara finansial.

Bias Perilaku dan Akuntansi Mental

Beberapa bias perilaku, seperti efek endowment, kesalahan sunk cost, dan ilusi uang, berkaitan erat dengan akuntansi mental. Efek endowment, misalnya, terjadi ketika individu menganggap barang yang mereka miliki bernilai lebih tinggi, sehingga membuat mereka kurang bersedia untuk berpisah dengan barang tersebut. Dalam konteks akuntansi mental, bias ini dapat menyebabkan orang menilai terlalu tinggi aset dalam akun mental tertentu, membuat mereka ragu untuk menjual atau melikuidasi aset tersebut, meskipun hal tersebut akan menguntungkan secara finansial.

Kekeliruan biaya hangus, dimana individu terus berinvestasi pada proyek atau usaha yang gagal karena sumber daya yang telah diinvestasikan, juga dapat dikaitkan dengan akuntansi mental. Masyarakat mungkin mengalokasikan perhitungan mental tertentu atas sumber daya yang telah dikeluarkan, sehingga membuat mereka lebih tahan untuk mengurangi kerugian mereka dan beralih ke peluang yang lebih bermanfaat.

Penerapan Dunia Nyata dalam Keuangan Bisnis

Dalam bidang keuangan bisnis, pemahaman tentang akuntansi mental sangat penting bagi bisnis dan profesional keuangan. Perusahaan sering kali perlu mempertimbangkan bagaimana konsumen mereka terlibat dalam akuntansi mental ketika membuat keputusan pembelian. Misalnya, cara harga disajikan, digabungkan, atau didiskon dapat mempengaruhi akuntansi mental konsumen dan mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Selain itu, bisnis sendiri mungkin jatuh ke dalam perangkap mental akuntansi ketika membuat keputusan keuangan. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin ragu untuk memotong biaya di departemen tertentu jika mereka secara mental mengalokasikan biaya tersebut sebagai bagian penting dari operasi mereka, meskipun analisis menyeluruh menunjukkan bahwa biaya tersebut bersifat diskresi dan dapat dikurangi tanpa dampak yang signifikan.

Mengatasi Bias Mental Akuntansi

Meskipun bias mental akuntansi dapat menyebabkan keputusan keuangan yang tidak rasional, memahami bias ini dapat membantu individu dan bisnis mengurangi dampaknya. Menerapkan kesadaran dan pendidikan tentang akuntansi mental dalam organisasi dapat membantu pengambil keputusan mengenali dan mengatasi bias ini ketika membuat keputusan keuangan.

Prinsip-prinsip keuangan perilaku juga dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang melawan dampak negatif dari bias akuntansi mental. Dengan mengedepankan pendekatan yang lebih holistik dalam pengambilan keputusan keuangan dan menekankan perspektif portofolio secara keseluruhan, individu dan dunia usaha dapat berupaya untuk membuat pilihan keuangan yang lebih rasional dan optimal.

Kesimpulan

Akuntansi mental memainkan peran penting dalam keuangan perilaku dan keuangan bisnis, membentuk keputusan keuangan dan mempengaruhi perilaku baik individu maupun organisasi. Dengan mengenali dampak akuntansi mental dan bias yang terkait, pemangku kepentingan dapat berupaya mengambil keputusan keuangan yang lebih tepat, rasional, dan meningkatkan nilai.